Thursday 1 May 2014

CARA ALLAH MENCABUT ILMU

CARA ALLAH MENCABUT ILMU

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي مَالِكٌ ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ص يَقُولُ : " إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا " ، قَالَ الْفِرَبْرِيُّ : حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ، قَالَ : حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ.

Maksudnya : Dari Abdullah bin Amr bin cAsh RA katanya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda,”Allah tidak menarik kembali ilmu pengatahuan dengan jalan mencabutnya dari hati sanubari manusia, tetapi dengan jalan mematikan orang-orang berpengatahuan (ulama). Apabila orang berpengatahuan telah punah, maka masyarakat akan mengangkat orang-orang bodoh menjadi pemimpin yang akan dijadikan tempat bertanya. Orang-orang bodoh ini akan berfatwa tanpa ilmu; mereka itu sesat dan menyesatkan.”

Syarah hadith :
(Allah SWT tidak menarik kembali ilmu pengetahuan dengan jalan mencabutnya) atau menghapus ilmu dari lubuk hati sanubari. Rasulullah SAW mengucapkan hadith ini pada saat haji wada’, sebagaimana hadith yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabrani dari hadith Abu Umamah, bahawa saat haji wada’ Nabi SAW bersabda, “Pelajarilah ilmu sebelum datang masa punahnya ilmu tersebut.” Arabi berkata, “Bagaimanakah cara ilmu diangkat atau dipunahkan? Baginda bersabda, “Punahnya ilmu itu dengan punahnya para ulama’ (orang yang menguasai ilmu tersebut.”

Hadith ini menganjurkan untuk menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh, peringatan bahawa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar-benar mengetahui, dan larangan bagi orang yang berani mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan. Hadith ini juga dijadikan alasan oleh jumhur ulama’ untuk mengatakan bahawa pada zaman sekarang ini tidak ada lagi seorang mujtahid. 

Ibnu Hajar Al Asqalani. 2009. Fathul Baari Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari. Penterjemah : Gazirah Abdi Ummah. Cetakan 9. Jilid 1. Jakarta : Pustaka Azzam. Kitabul Ilmi. Bab 34. Halaman 374-375.

No comments:

Post a Comment